Tapi, ada qaari yg bacaannya bagus kemudian dijemput unt ikut MTQ
mewakili daerah tertentu yg bukan terkait dg negeri asal ataupun tempat
dia berada, lalu melakukukan tawar menawar harga, katakanlah sekian juta
dan kalau nanti juara minta tambah sekian juta lagi, tegasnya ada
kontrak pembayaran.
Saya kira ini telah mencederai makna dan tujuan MTQ. Alangkah baiknya peserta MTQ itu murni berasal dari daerah yg diwakilinya, biarkah tak jadi juara tak apa-apa asal peserta dari semua kontingan daerah kita murni kita yg bina. Apa artinya di mata Allah, kita juara sementara qaari yg jadi kontingen kita qaari bayaran dari daerah atau provinsi lain.
Saya pernah ikut kontingen MTQ dari kafilah 50 Kota ketika masih sekolah di Madrasah dulu, semua 100% kontingen benar-benar orang 50 Kota.
Kini, kabarnya tak seperti itu lagi. Peserta MTQ sudah orang profesional yg didatangkan dari daerah atau provinsi lain dg tawar menawar bayaran. Kalau benar seperti itu apa bedanya mereka dg pemain bayaran di liga Eropa?
Nah, hal itulah yg dikeluhkan oleh seorang jemaah kepada saya pagi tadi. Saya mendengarjannya dg penuh kprihatinan. Kiranya pihak-pihak yg terkait dg MTQ seperti Kanwil Depag, Gubernur, LPTQ, dan para penyelenggara MTQ ini memperhatikan masaalah ini dan tetap menjaga kemulliaan MTQ.
Dari buya Ibnu Aqil D. Ghani
Penulis : Zedri Aresti
Saya kira ini telah mencederai makna dan tujuan MTQ. Alangkah baiknya peserta MTQ itu murni berasal dari daerah yg diwakilinya, biarkah tak jadi juara tak apa-apa asal peserta dari semua kontingan daerah kita murni kita yg bina. Apa artinya di mata Allah, kita juara sementara qaari yg jadi kontingen kita qaari bayaran dari daerah atau provinsi lain.
Saya pernah ikut kontingen MTQ dari kafilah 50 Kota ketika masih sekolah di Madrasah dulu, semua 100% kontingen benar-benar orang 50 Kota.
Kini, kabarnya tak seperti itu lagi. Peserta MTQ sudah orang profesional yg didatangkan dari daerah atau provinsi lain dg tawar menawar bayaran. Kalau benar seperti itu apa bedanya mereka dg pemain bayaran di liga Eropa?
Nah, hal itulah yg dikeluhkan oleh seorang jemaah kepada saya pagi tadi. Saya mendengarjannya dg penuh kprihatinan. Kiranya pihak-pihak yg terkait dg MTQ seperti Kanwil Depag, Gubernur, LPTQ, dan para penyelenggara MTQ ini memperhatikan masaalah ini dan tetap menjaga kemulliaan MTQ.
Dari buya Ibnu Aqil D. Ghani
Penulis : Zedri Aresti
EmoticonEmoticon