Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud) siap menyelenggarakan Ujian Nasional (UN) Tahun 2017 untuk
jenjang Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK). Selain UN, Kemdikbud juga berencana meningkatkan mutu ujian
sekolah menjadi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN).
“Ujian Nasional tetap dilaksanakan di
tahun 2017. Kita juga tingkatkan mutu ujian sekolah dengan Ujian Sekolah
Berstandar Nasional (USBN) untuk beberapa mata pelajaran. Kemendikbud
juga akan memperluas pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK),” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir
Effendy pada Rapat Koordinasi (rakor) Ujian Nasional (UN) dan Ujian
Sekolah tahun 2017 di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Kamis (22/12).
Ujian Nasional, menurut Mendikbud,
dijadwalkan akan digelar pada bulan April sampai dengan Mei tahun 2017,
dengan rincian untuk SMK pada tanggal 3 – 6 April 2017; untuk SMA/MA
pada tanggal 10 – 13 April; untuk SMP/MTs dirancang dalam dua gelombang,
yang pertama dijadwalkan pada tanggal 2, 3, 4, dan 15 Mei. Sedangkan
untuk gelombang kedua dijadwalkan pada tanggal 8, 9, 10, dan 16 Mei.
Adapun mata pelajaran (mapel) yang akan
diujikan pada UN tahun 2017, untuk jenjang Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) diantaranya Matematika, Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Untuk Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) ditambahkan satu mata pelajaran
sesuai dengan jurusan siswa, sedangkan untuk Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) ditambahkan uji teori kejuruan sesuai dengan bidangnya.
USBN
Mengenai Ujian Sekolah, Mendikbud
Muhadjir Effendy mengemukakan, akan ditingkatkan mutunya menjadi Ujian
Sekolah Berstandar Nasional (USBN) untuk beberapa mata pelajaran. Ia
menyebutkan, soal-soal USBN akan dibuat oleh Majelis Guru Mata Pelajaran
(MGMP) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai organisasi profesi. Adapun
soal tersebut akan dibuat dengan perpaduan soal yang dibuat oleh guru
dan soal jangkar dari pusat sebesar 20 sampai dengan 25 persen.
Menurut Mendikbud, mata pelajaran yang
diujikan pada USBN adalah Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn). Untuk SMP/MTs, ditambahkan Ilmu Pengetahuan
Sosial. Untuk SMA/MA, terdapat juga mapel Sejarah dan tiga mapel sesuai
program studi siswa, seperti Fisika, Kimia, Biologi; untuk jurusan IPA,
Ekonomi, Geografi, Sosiologi untuk jurusan IPS, dan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Antropologi, Bahasa Asing untuk jurusan Bahasa. Sementara
untuk siswa SMK, terdapat uji keterampilan komputer.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
(Balitbang) Totok Suprayitno, dalam paparannya secara terpisah
mengemukakan, saat ini telah terdata sebanyak 12.053 sekolah/madrasah
dengan kapasitas total 2.188.947 siswa siap menjadi tempat pelaksana
UNBK.
Dengan jadwal UN SMK, SMA/MA, dan
SMP/MTs yang berjalan tidak bersamaan, komputer dapat digunakan
bergantian. “Sekolah/Madrasah dengan jumlah komputer lebih dari 20 buah
dan memiliki server dapat ditetapkan menjadi tempat pelaksanaan
UNBK. Nanti Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota menetapkan tempat ujian bagi
siswa dari sekolah yang belum memiliki fasilitas berdasar kedekatan
jarak antar sekolah,” kata Totok.
Rapat koordinasi ini diikuti oleh 563
peserta, terdiri dari Kepala Dinas Pendidikan provinsi/kabupaten/kota,
para Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan (P4TK), dan para Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan
(LPMP) se-Indonesia.
Sumber : setkab.go.id
EmoticonEmoticon