Perjalanan yang panjang ku jalani semenjak tamat SMP hingga
sekarang. 10 tahun yang silam tepat tanggal
19 mei 2015 saya dinyatakan LULUS dari SMPN 1 Mapat Tunggul.
Kemudian saya
melanjutkan pendidikan ke MAN Lubuk sikaping yang berjarak 90an Km dari rumah,
di MAN lubuk sikaping saya diterima sebagai kelas Unggul yang tinggal di asrama
dan dibiayai oleh pemda. Setahun saya menuntut ilmu di MAN, kenaikan kelas 2
yang sebelumnya jurusan IPA ditahun 2006 berubah menjadi jurusan Keagamaan. Dengan
alasan itu, saya yang suka Matematika memutuskan untuk pindah ke SMA 1 Negeri
Rao yang berjarak 36 Km dari rumah. Di SMA N 1 Rao ini lah saya menempuh
pendidikan sampai mendapatkan ijazah SMA.
Semenjak sekolah
di MAN saya sudah tidak tinggal bersama orang tua, di MAN saya tinggal di
Asrama, di SMA N 1 Rao saya tinggal tidak bersama orang tua juga, melainkan
saya sudah tinggal dikosan. Tahun 2008 Tamat SMA saya melanjutkan pendidikan ke
bengkulu tepatnya di Universitas Bengkulu jurusan pendidikan fisika. Dibengkulu
kehidupan mulai berbeda, hidup seorang diri tampa ada keluarga membuat diri
harus belajar mandiri, cari keluarga (ayah cari, amak cari, dunsanak cari juo,
induk samang cari dahulu) dibegkulu saya dapat keluarga, keluarga pak jamil/buk
meli dan keluarga pak wur/subarni. Selama kuliah dibengkulu 4 tahun,
saya
pulang kampung haya sekali setahun yaitu lebaran idul fitri, lebaran idul adha
selalu diratau orang. Setelah tamat kuliah saya mencari kerja dibengkulu bantu-bantu
kerja bersama dosen dan di SMA Muhammadiyah 4 Bengkulu. Dua tahun kerja
dibengkulu, sehingga menjumlahkan 6 tahun saya dibengkulu tetap selama itu
pulang kampung hanya lebaran idul fitri saja. Perjalanan hidup dibegkulu
membuat saya tambah terbuka pikiran karena selama dibengkulu saya sudah bisa
kelilig pulau jawa dalam kegiatan jalan jalan dan membawa siswa ikut olimpiad
muhammadiyah di malang, walaupun pulau sumatera belum terjalani semuanya.
Ditahun 2014
tepat bulan agustus saya berangkat ke aceh dalam program SM-3T, mendapat tugas
selama setahun sekarang sudah berjalan hampir 10 bulan yang mengenapkan saya
dirantau orang selama 10 tahun. Di umur saya yang 26 tahun ini, hampir setengah
umur hidup melalang buana dirantau satu kerantau yang lain. Banyak sedih dan
duka yang terjadi selama merantau, tapi dilain sisi inilah kesempatan yang
besar untuk menjelajah negeri orang sebelum berumah tagga. Dengan penempatan SM-3T
di aceh saya sudah bisa sampai ke titik NOL Kilommeter Indonesia yaitu Sabang,
dengan merantau ini juga memperluas jaringan komunikasi karena banyak teman
yang dikenal dari daerah lain, dengan merantau ini banyak mengenal banyak suku,
bahasa, budaya yang ada di nusantara ini. Dari tahun ketahun yang biasanya
puasa ramadha dirantau orang dan lebarannya bisa pulang kampung, di tahun ini
ramdhan 1346 H 2015 M saya menunaikan ibadah puasa dan merayakan idul fitri di
tanah rantau tanah rencog sakti ujung barat indonesia yaitu kabupaten pidie
jaya provisi aceh. Mejelang ramdhan datang, tepat empat hari sebelum ramdhan
saya menelpon ke kampug, dengan rasa sedih yang ditahan berusaha bercerita dengan
gembira dengan keluarga sambil mengatakan mak puasa ini saya gak dikampung,
lebaran ini saya juga gak dikampung insya allah akhir agustus bisa pulang nanti
lebaran haji bisa lebaran dikampung, terdengar suara keluarga menjawab yang
berusaha menjawab dengan gembira juga, dalam hati saya berkata ini jawaban
supaya saya tidak gelisah dan berusaha membuat saya tenang aja, dipikiran juga
mengatakan ini menunjukkan bahwa keluarga mendukung apa yang saya lakukan.
EmoticonEmoticon